Minggu malam, 3 November
2013, iseng-iseng bbm Mandor Santoso KW3 Yeremy Tetty, menanyakan bis
yang beroperasi di jalur jogja yang belum aku jajal. Hanya balasan
“senin sore jam3 tak tunggu ng garasi santoso magelang”. Dan segera aku
balas DEAL.
Senin siang, pukul 13.30
sudah menunggu bis bumel di brengkelan, tempat biasa bis tujuan
magelang/semarang ngetem terahir di kota purworejo. Cukup lama untuk
menanti bis tujuan magelang/semarang, hingga pukul 14.10 tak juga
datang. Sangat jauh jarak antar bis di jalur ini, padahal hari masih
siang, penumpang menumpuk, yaa inilah Bumel Jateng selatan. Kalo sepi,
berangkat tidak menggunakan jam, tapi menunggu disundul belakang.
Harapan muncul ketika Maju Makmur datang pukul 14.15, tak berapa lama,
bis yang sudah penuh penumpang ini dijejali para penumpang yang sebagian
besar anak sekolah tujuan maron,banyuasin,bener,salaman. Aku Tak
kebagian tempat duduk, terpaksa aku berdiri di pintu belakang.
Mercy sepuh mesin
belakang, entah seri apa ini, untuk menanjak talang, dekat kolam renang
artha tirta saja ngosh-ngosh-an, apalagi nanti saat menanjak tanjakan
mergoyoso perbatasan Purworejo-Magelang.
Deret kiri-kanan terdiri
9deret. Sebelah pintu belakang masih dijejali 1 deret dan kandang macan
terdapat 6seat. Sangat kusut dilihat pemandangan dalam kabin, yaa inilah
kondisi bis bumel semarang-magelang-purworejo-purwokerto/cilacap. PO
lainya seperti Utama, Santoso, Kencana Jaya, Aman (yang kini di miliki
Sumber Alam), maupun Sumber Alam sendiri tak jauh berbeda. Iri melihat
Bis Ekonomi di tempat lain yang sudah dilengkapi AC dengan tariff biasa
serta jam keberangkatan yang pasti.
Memasuki wilayah maron (pertigaan menuju wonosobo yang hingga kini
jalur tersebut sudah hampir 2tahun terputus akibat tanah longsor), satu
per satu penumpang anak sekolah turun. Bangku kosong diatas kandang
macan aku pakai hingga turun nanti.
Benar saja, memasuki kecamatan bener Mercy sepuh ini empot-empotan
menaiki tanjakan. Pelan tapi pasti dengan ngeden-ngeden tanjakan pun
berhasil dilalui, terutama tanjakan terberat di mergoyoso, perbatasan
Kabupaten Purworejo-Magelang.
Sampailah di Magelang, Mandor KW3 sudah menantiku di pinggir jalan.
Pukul 15.35 aku sampai garasi Santoso ini. ternyata akulah penumpang
terahir yang ditunggu, aku kira Mandor KW3 akan mengajak ku naik bis
reguler, ternyata dia memasukan ku dalam rombongan Bis Santoso seri L*
(baca: *Lovers) yang akan kembali menuju ke Jakarta seusai acara famiy
gathering.
Penumpang dipersilahkan
memasuki Bis AA1521DA dengan sticker Pariwisata besar di kaca depan.
Para Santoso Lovers berpamitan dengan rekan dan manajemen Santoso.
Beberapa unit Bis malam juga sudah terparkir di garasi siap menuju
Jakarta malam ini.
AA1521DA merupakan
generasi RK8 tahun 2013 yang dimiliki PO.Santoso, 2 unit kembar berwarna
orange yang diperuntukan untuk pariwisata. (Yer, koreksi nek salah
lohh…), dengan model Jetbus dari Trisakti, seat bawaan dari karoseri,
deret kiri 8deret dan kanan 9deret plus seat paling lekang 5seat. 40seat
tanpa toilet sangat lega menurutku. Ada 28penumpang di dalam bis
tersebut, 4diantaranya duduk mendampingi pengemudi. Hanya 2 orang yang
aku kenal, “mandor KW3” dan Om Anto Fran, lainya, tak ku kenal.
Inilah kali ke-3 aku menaiki Santoso. 2x sebelumnya terdapat
ketidakpuasanku akan cerita yang dilontarkan “mandor KW3”. Pertama saat
menaiki seri C mei 2012, kandas di gringsing sehingga mengharuskan ku
untuk sarkawi bis kudusan demi mengejar absen senin pagi. Kedua seri W
November 2012, yang finish pulogadung jam 1siang. Kali ini ada “mandor
KW3”, jika ceritanya tak terbukti, tinggal aku gunduli saja rambutnya,
heuheuheu…. Sore itu sebetulnya aku mengajak Lek Ponirin untuk menemui
Yeremia di garasi Santoso magelang, namun karena kesibukan “Pensiunan
Pemuda” Wirobrajan ini, beliau menolak.
Pukul 15.41 Santoso seri
L* ini meninggalkan garasi, dan melewati kota magelang hingga tembus
jalan raya menuju secang. Kemacetan pun terjadi, dan sosor kanan
menjelang pertigaan secang dilakukan. Beberapa Ramayana juga sudah
sampai di daerah ini, antara lain Ramayana Jambi, seri L non AC dan seri
C Non AC.
Jalan raya secang-temanggung tak banyak kendala hingga memasuki
kota temanggung pukul 16.30 untuk berhenti sejenak menurunkan barang
bawaan salah satu penumpang.
Perjalanan dilanjutkan
kembali, kali ini melewati jalur alternative menghindari paraan yang
katanya ada festival menjelang 1 suro. Jalur pedesaan yang sempit,
naik-turun, serta berkelok dilalu, kanan-kiri hamparan sawah. Sempat
beberapa kali roda kiri turun ke tanah karena bersimpangan dengan
kendaraan lain. Driver pak taufik yang merupakan batangan seri V2 merak
sangat lincah memainkan RK8 keluaran 2013 ini, sesekali body bis tampak
miying-miying karena harus turun ke tanah, dan hal ini paling aku
takutkan, takut kalo body HD ini berguling, hingga ahirnya pukul 17.30
memasuki terminal Ngadirejo.
Gorengan panas Nyossss from Wajan yang pernah diceritakan Lek
Ponirin segera diserbu para penumpang, setidaknya pengganjal perut
hingga Gringsing nanti. Santoso Seri L* inilah yang pertama memasuki
terminal ngadirejo, tampak tumpukan penumpang di depan agen Maju Lancar,
OBL, dan Pahala Kencana yang letaknya berdekatan.
Pukul 17.40 perjalanan
dilanjutkan kembali, jalur sepi ngadirejo-sukorejo tak banyak kendaraan
yang menghambat laju santoso ini. hanya sebuah truck tanki sanggup
berlari dan susah untuk didahului di jalur sempit menjelang sukorejo.
Lepas sukorejo jalur lebih sempit, dan kebanyakan turunanhingga
menjelang weleri. Memasuki weleri pukul 18.55, dan tak lama kemudian
masuk RM. Telaga Asri.
Di waktu tersebut baru
sedikit armada bis malam sudah sampai wilayah gringsing, tampak SSM
merah-hitam telah terparkir. Beberapa Garuda Mas melewati wilayah ini,
dan pasukan wonogirian antara lain gajah mungkur, gunubg mulia, serta
Laju Prima melewati jalur tersebut kisaran pukul 19.30. Pahala Kencana
Setra ombak, dan setra lampu jetbus serta evonext juga sudah lepas rumah
makan, tak ketinggalan, Madjoe Non AC.
19.50 perjalanan dilanjutkan kembali, sudah banyak Laju Prima
terparkir di rumah makan kanan jalan. Tanjakan plelen dilalui dengan
selow, hanya Armada Jaya Perkasa sanggup mendahului lewat kanan. Menurut
penuturan om anto, RK8 ini belum disetting untuk bis malem, masih
segel-an.
Lepas plelen, hanya beradu dengan Armada JP dan Gajah Mungkur serta 2 Gunung Mulia Intercooler yang dengan mudahnya dilalui.
Memasuki Batang pukul 20.30, hanya bertemu Gumarang Jaya. Dari arah barat, pasukan Harapan Jaya sudah mulai memasuki daerah ini.
Pukul 20.45 Pekalongan terjadi kemacetan, beberapa Garuda Mas
serta Sindoro Satria mas 221 bertemu lagi disini. Ternyata penyebab
kemacetan karena truck patas as di depan pom bensin setelah rel kereta.
Lepas kemacetan tak ada hambatan.
Melihat update bbm,
tampak mas adhe irawan juga akan berangkat Jakarta malam ini. Tampak
foto Dewi Sri Boeing sentiong terpajang di DP nya. saat itu posisi
Santoso seri L* melewati SPBU Muri. Tampaknya akan ada kawan
seperjalanan, lainya tercatat Mbah Harjo Putra Remaja 95AS juga menuju
Palembang malam ini, namun baru memasuki wangon.
Memasuki kota tegal, mas adhe telah lepas terminal dengan
Boeing-Sentiong nya. Santoso Seri L* mendahului Boeing yang tengah
menaikan penumpang di sebuah agen. Brebes lewat tanpa macet di jembatan
Pamali yang biasanya terjadi.
Memasuki Tol Pejagan jam
22.24, masih jam-nya Sinar Jaya Purwokerto-an serta beberapa Dewi
Sri/Dedi Jaya angkatan terahir. Sumber Alam belum satu pun tampak
disini. Target waktu aku perhitungkan, jomin jam 01.00, jatibening jam
02.30 (sudah termasuk nyolar serta bongkar pipis). Laju RK8 ini antara
100-110, tol sangat sepi sehingga kecepatan dapat konstan.
Sepanjang tol ini hanya
aku dan yeremia berada di depan menemani pak taufik. Membahas beberapa
armada merak yang bertujuan Jogja. Aku ceritakan seorang teman menaiki
Dewi Sri Boeing-sentiong tadi, dan menurut pak taufik ini, hanya Dewi
Sri Boeing-Sentiong yang lari.
Lepas kanci, yeremia
undur diri, dan hanya aku dan beberapa teman bergantian merokok di seat
kernet. Para penumpang terlelap tidur, mungkin kecapekan dangudtan malam
sebelumnya.
Jam 23.14 lepas
palimanan, Dewi Sri Boeing mendahului dari kiri, disusul isi bbm dari
mas adhe bernada tantangan “Duluan yaa, No Kompor lohh”. Boeing melesat
hingga tak terlihat, sedangkan laju Santoso ini tertahan laju Kramat
Djati semrong kanan dan Putra Mulya warna biru.
Butuh waktu lama untuk
mendahului Kramat Djati, dan hampir terjadi kejadian Ciluk-Bhaaa ketika
membuntuti KD, dan saat KD buang kiri, ternyata ada truck ayam putar
arah, Rem Paku serta buang kiri dilakukan untuk menghindari truck ayam,
setelah itu, aku mundur ke belakang karena rasa kantuk mulai terasa.
KD terlihat kembali, dan berhasil di dahului pukul 23.40. Ternyata
KD intercooler ber label 14 di kaca depan. Entah ini KD jurusan mana,
yang jelas kecepatan-nya merepotkan Santoso ini.
Boeing-sentiong terlihat kembali dibuntuti Putra Mulya, yaa 3 bis
ini bermain bersama hingga mata tertidur entah bagaimana kelanjutanya.
Pukul 01.04 memasuki pom bensin daerah cikopo. Cukup lama berhenti
untuk istirahat bongkar pipis. Sepertinya Jomin lancar tanpa antri.
terlihat beberapa Sinar Jaya, Dedy Jaya, Dewi Sri bebarengan melewati
cikopo ini.
Perjalanan dilanjutkan kembali, memasuki tol cikopo laju RK8 ini
bisa dimaksimalkan. Interchange tol purbaleunyi tampak Gapuraning Rahayu
exs. Efisiensi memasuki tol cikampek-jakarta disusul beberapa SJ jalur
selatan.
Mata kembali terpejam hingga dibangunkan Om Anto Fran menjelang Jatibening pukul 02.15.
Puas dapat masuk Jakarta
sebelum jam 03.00. Janji Mandor KW3 bahwa Santoso bisa masuk Jakarta
sebelum subuh terbukti. 2 hutang sebelumnya aku anggap lunas.
Mendambakan ada lagi liga
pantura malem senen antara aku, lek ponirin dan yeremia, tambah lagi
Pak Didik Edhi dengan Haryanto Rawamangun-nya, Dab Doni Pras dengan Sari
Giri-nya, Dhe Surip dengan Bejeu Cikarang, Pak Soni Sadana dengan
Ramayana seri E2, dan tak ketinggalan Koh Jumbo dengan sms mangap
lw-mangap lw terkirim dari Mojoagung sana mengiringi perjalanan kami.
Terima kasih untuk Crew yang bertugas, dan rekan-rekan Santoso Lovers.
*saya sebut Santoso seri
L* (baca: *Lovers) karena armada tersebut dipakai oleh rekan-rekan
Santoso Lovers sepulang FamGath di Magelang.